Kamis, 05 Oktober 2017

Macam Present Tense dan Contoh

1. Simple Present Tense
Simple present tense merupakan pola kalimat untuk menyatakankebiasaan, peristiwa, dan fakta yang terjadi di masa sekarang.
Rumus
Untuk subjek I, you, we, they:
(+): Subject + V-1
(-): Subject + do not + V-1
(?): Do + Subject + V-1
Untuk subjek he, she, it:
(+): Subject + V-1s/es
(-): Subject + does not + V-1
(?) Does + Subject + V-1
Do not bisa disingkat don’t dan does not bisa disingkat doesn’t.
Contoh:
(+): They play a game.
(+): Mereka bermain sebuah permainan.
(-): They don’t play a game.
(-): Mereka tidak bermain sebuah permainan.
(?): Do they play a game?
(?): Apakah mereka bermain sebuah permainan?
(+): Sarimin goes to the market.
(+): Sarimin pergi ke pasar.
(-): Sarimin does not go to the market.
(-): Sarimin tidak pergi ke pasar.
(?): Does Sarimin go to the market?
Untuk lebih lanjut sahabat bisa membaca : Contoh Kalimat Simple Present Tense
2. Simple Past Tense
Simple past tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Rumus:
(+): S + V-2
(-): S + did not + V-1
(?): Did + S + V-1
Did not sering disingkat didn’t.
Contoh:
(+): He bought a book yesterday.
(+): Dia membeli buku kemarin.
(-): He did not buy a book yesterday.
(-): Dia tidak membeli buku kemarin.
(?): Did he buy a book yesterday?
(?): Apakah dia membeli buku kemarin?
(+): She lived in Bandung last year.
(+): Dia tinggal di Bandung tahun lalu.
(-): She did not live in Bandung last year.
(-): Dia tidak tinggal di Bandung tahun lalu.
(?): Did she live in Bandung last year?
(?): Apakah dia tinggal di Bandung tahun lalu?
3. Simple Future Tense
Simple future tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan kegiatan yang akan dilakukan atau peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Rumus
Menggunakan will:
(+): S + will + V-1
(-): S + will not + V-1
(?): Will + S + V-1
Menggunakan going to:
(+): S + be (am/is/are) + going to + V-1
(-): S + be (am/is/are) not + going to + V-1
(?): be (am/is/are) + S + going to + V-1
Will not bisa juga diperpendek menjadi won’t.
Contoh:
(+): He will come tonight.
(+): Dia akan datang malam ini.
(-): He will not come tonight.
(-): Dia tidak akan datang malam ini.
(?): Will he come tonight?
(?): Akankah dia datang malan ini?
(+): She is going to visit her grandmother next week.
(+): Dia akan mengunjungi neneknya minggu depan.
(-): She is not going to visit her grandmother next week.
(-): Dia tidak akan mengunjungi neneknya minggu depan.
(?): Is she going to visit her grandmother next week?
(?): Apakah dia akan mengunjungi neneknya minggu depan?
4. Present Continuous Tense
Present continuous tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan tindakan yang berlangsung sekarang atau pada saat pembicaraan sedang berlangsung.
Rumus:
(+): S + to be + Verb I-ing
(-): S + to be not + Verb I-ing
(?): to be + S + Verb I-ing
Contoh:
(+): He is sleeping.
(+): Dia sedang tidur.
(-): He is not sleeping.
(-): Dia tidak sedang tidur.
(?): Is he sleeping?
(?): Apakah dia sedang tidur?
(+): She is living in Bandung.
(+): Dia sedang tinggal di Bandung.
(-): She is not living in Bandung.
(-): Dia tidak sedang tinggal di Bandung.
(?): Is she living in Bandung?
(?): Apakah dia sedang tinggal di Bandung?
Lebih Detail Lagi bisa membaca : Contoh Present Continuous Tense
5. Present Perfect Tense
Present perfect tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan perbuatan yang terjadi di masa lalu dan telah selesai pada waktu tertentu atau masih berlanjut hingga sekarang.
Rumus:
(+): S + have/has + V-3
(-): S + have/has + not + V-3
(?): have/has + S + V-3
Contoh:
(+): She has lived in Bandung since January.
(+): Dia sudah tinggal di Bandung sejak bulan Januari.
(-): She has not lived in Bandung since January.
(-): Dia sudah tidak tinggal di Bandung sejak bulan Januari.
(?): Has she lived in Bandung since Januari?
(?): Apakah dia sudah tinggal di Bandung sejak bulan Januari?
6. Present Pefect Continuous
Tense ini merupakan tense untuk menyatakan kegiatan atau peristiwa yang sudah selesai pada masa lalu atau aksi sudah dimulai pada masa lalu dan masih berlanjut hingga sekarang.
Rumus:
(+): S + have/has + been + V1-ing
(-): S + have/has not + been + V1-ing
(?): have/has + S + been + V1-ing
Contoh:
(+): He has been sleeping.
(-): He has not been sleeping.
(?): Has he been sleeping?
7. Past Perfect Tense
Past perfect tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan peristiwa yang berlangsung di masa lampau dan telah selesai pada suatu waktu sebelum peristiwa lainnya terjadi.
Rumus:
(+): S + had + V-3
(-): S + had not + V-3
(?): had + S + V-3
(+): The bus had left.
(+): Bus sudah berangkat.
(-): The bus had not left.
(-): Bus belum berangkat.
(?): Had the bus left?
(?): Apakah bus sudah berangkat? Untuk lebih memahami yang no 7 ini kalian bisa lanjutkan dengan melihat beberapa Contoh Kalimat Past Perfect Tense
8. Past Continuous Tense
Past continuous tense merupakan pola kalimat yang menunjukkan peristiwa yang yang terjadi pada waktu tertentu di masa lalu.
Rumus:
(+): S + was/were + Verb-ing
(-): S + was/were not + Verb-ing
(?): was/were + S + Verb-ing
Contoh:
(+): He was sleeping at this time last night.
(+): Dia sedang tidur pada saat ini kemarin malam.
(-): He was not sleeping at this time last night.
(-): Dia sedang tidak tidur pada saat ini kemarin malam.
(?): Was he sleeping at this time last night?
(?): Apakah dia sedang tidur pada saat ini kemarin malam?
9. Past Perfect Continuous Tense
Past perfect continuous tense merupakan pola kalimat untuk menunjukkan suatu kejadian dengan durasi waktu tertentu yang telah selesai pada waktu tertentu pada masa lampau.
Rumus:
(+): S + had + been + Verb I-ing
(-): S + had not + been + Verb I-ing
(?): had + S + been + Verb-ing
Contoh:
(+): She had been sleeping.
(-): She had not been sleeping.
(?): Had she been sleeping?
10. Future Perfect Tense
Future perfect tense merupakan pola kalimat yang menunjukkan peristiwa yang akan sudah selesai pada suatu waktu di masa mendatang.
Rumus:
(+): S + will + have + V-3
(-): S + will not + have + V-3
(?): will + S + have + V-3
Contoh:
(+): She will have read.
(-): She will not have read.
(?): Will she have read?
11. Future Continuous Tense
Future continuous tense merupakan pola kalimat yang menunjukkan peristiwa yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa mendatang.
Rumus:
(+): S + will be + Verb I-ing
(-): S + will not be + Verb I-ing
(?): will + S + be + Verb-I-ing
Contoh:
(+): He will be playing.
(-): He will not be playing.
(?): Will he be playing?
12. Simple Past Future Tense
Simple fast future tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan perbuatan yang akan dilakukan atau peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Rumus
Menggunakan would:
(+): S + would + V-1
(-): S + would not + V-1
(?): would + S + V-1
Menggunakan going to:
(+): S + was/were + going to + V-1
(-): S + was/were not + going to + V-1
(?): was/were + S + going to + V-1
Contoh:
(+): He would come.
(-): He would not come.
(?): Would he come?
(+): She was going to visit her grandfather.
(-): She was not going to visit her grandfather.
(?): Was she going to visit her grandfather?
13. Past Future Continuous Tense
Past future continuous tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan perbuatan yang akan sedang dilakukan atau peristiwa yang akan sedang terjadi pada masa depan ketika berada di masa lalu.
Rumus:
(+): S + would/should + be + Verb I-ing
(-): S would/should not + be + Verb I-ing
(?): would/should + S + be + Verb I-ing
Contoh:
(+): She would be jumping.
(-): She would not be jumping.
(?): Would she be jumping?
14. Past Future Perfect Tense
Past future perfect tense merupakan pola kalimat yang menunjukkan suatu perbuatan yang akan telah dilakukan pada pasa lampau.
Rumus:
(+): S + would/should + have + V-3
(-): S + would/should + not + have + V-3
(?): would/should + S + have + V-3
Contoh:
(+): She would have come.
(-): She would not have come.
(?): Would she have come?
15. Future Perfect Continuous Tense
Future perfect countinuous tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan suatu kegiatan atau peristiwa yang telah berlangsung sekian lama pada waktu tertentu di masa depan.
Rumus:
(+): S + will + have + been + Verb 1-ing
(-): S + will not + have + been + Verb 1-ing
(?): will + S + have + been + Verb 1-ing
Contoh:
(+): He will have been sleeping.
(-): He will not have been sleeping.
(?): Will he have been sleeping?
16. Past Future Perfect Continuous Tense
Past future perfect continuous tense merupakan pola kalimat untuk menyatakan kegiatan atau kejadian yang akan sudah berlangsung dalam waktu lama pada waktu tertentu di masa lalu.
Rumus:
(+): S + would + have + been + Verb 1-ing
(-): S + would not + have + been + Verb 1-ing
(?): would + S + have + been + Verb 1-ing
Contoh:
(+): She would have been teaching.
(-): She would not have been teaching.
(?): Would she have been teaching?






















Makalah Masuknya Islam di Bangka Belitung

Makalah Efek Rumah Kaca

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini,mungkin kita menduga udara yang akhir-akhir ini di bumi semakin hari semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak menentu membuat kehidupan di muka bumi ini terancam. Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab semakin panasnya suhu bumi, karena tidak seimbangnya kadar karbon dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh msin-mesin industri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain. Hal tersebut bukanlah suatu masalah yang mesti kita risaukan. Mana mungkin tindakan dari satu atau dua orang makhluk hidup bisa mengganggu kondisi planet bumi yang maha besar ini. Mungkin itu semua yang ada dipikiran kita.
Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa terus meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun juga gencar dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari efek rumah kaca?
2. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca?
4. Apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?
5. Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca?








BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek merupakan suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah melakukan suatu hal.Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di pertanian, ruangan kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan/menstabilkan suhu dalam rumah kaca.
Rumah kaca dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar yang dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali ke atmosfer bumi.
Sartain menyatakan yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam skala yang lebih kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Sedangkan gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
1.      Gas rumah kaca
Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.
Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6).
Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri dan konsumen). dan kebakaran hutan, industri peternakan, pembangkit listrik, dan transportasi merupakan penyumbang terbesar emisi karbon,yang menyebabkan pemanasan global.
Menurut Forest Destruction, Climate Change and Palm Oil Expansion in Indonesia 2008, Indonesia menduduki urutan ketiga dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca dunia, setelah Cina dan Amerika Serikat Penyebabnya diperkirakan hilangnya 2 juta hektare lahan hutan di Indonesia setiap tahun, baik karena kebakaran maupun penebangan liar, khususnya hutan di lahan gambut di Kalimantan.
Aktivitas penebangan dan kebakaran hutan di Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 2 miliar ton karbon dioksida (CO2) ke udara. Nilai ini setara dengan 8 % emisi global yang berasal dari bahan bakar fosil. Dan sekitar 90 persen emisi CO2 dari hutan gambut di Asia Tenggara disumbangkan oleh Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyatakan, sepanjang 2003-2008, total sumber emisi karbon dioksida di Indonesia setara dengan 638,975 gigaton.
Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas permukaan bumi.
2.      Pemanasan global
Pemanasan global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara dipermukaan bumi dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek rumah kaca (green house effect).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata suhu udara antara 0.3-0.6oC.
Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan seperti sekarang maka diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan menyebabkan perubahan iklim global.
3.      Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, menurut ukuran internasional diperlukan nilai rata-rata parameternya selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran atau revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah.  Daerah yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan, merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya (MenLH, 2003).
Ketika suhu di bumi semakin panas, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
4.      Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim
·         Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi.
·         Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan. pemanasan global dan perubahan iklim
5.      Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca :
·         Peningkatan radiasi gelombang panjang.
·         Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara.
·         Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan:   banjir, kekeringan.

B. Siklus  Efek Rumah Kaca
Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari. Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi inframerah ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
efek-rumah-kaca-8-638.jpg
Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer. Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik.
Dalam bahasa yang sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca adalah demikian: panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer. Sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.

C. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

D. Akibat Dari Efek Rumah Kaca Terhadap Lingkungan
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca
Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang servis AC. Carpooling atau berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik itu hanya menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau tas kanvas.
Selain itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif dalam pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk dilakukan. Untuk kita yang dirumah kita bisa melakukan :
Ø  Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus berkontribusi pada pemanasan global.
Ø  Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
Ø  Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian kering secara alami.
Ø  Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
Ø  Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
Ø  Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat  menumpahkan air bersih hingga 13 liter air per hari.
Ø  Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang paling boros air.
Ø  Gunakan kembali amplop bekas.
Ø  Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan cangkir plastik.
Ø  Gunakan baterai isi ulang.
Ø  Pilih kalkulator bertena









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ü  Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Sehingga mempengaruhi iklim secara global.
ü  .         Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
ü  Efek rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang menyebabkan kerugian pada manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. Saran
ü  Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar sebaiknya lebih diefisienkan.
ü  Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.
ü  Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbon dioksida.
ü  Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata surya.
ü  Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan pemeliharaan kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain melaksanakan program Langit Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah di ambang batas,  terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.












DAFTAR PUSTAKA
http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurduc0/s1600-h/efek-rumah-kaca.jpg
http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/
http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r
http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg


Makalah Buaya Politik Di Indonesia



BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
      Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
Budaya politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.
B.  Tujuan
1. Agar dapat mengetahui budaya politik di Indonesia.
2. Agar dapat menambah wawasan tentang sosialisasi pengembagan budaya politik.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN BUDAYA POLITIK
Merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya..
Pada umumnya istilah politik dapat diartikan sebagai bermacam-macam kegiatqn dalam suatu system politk atau Negara yang menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik menyangkut tujuan-tujuan seluruh masyarakat, termasuk kegiatan berbagai kelompok baik partai poltik maupun individu. Konsep-konsep pokok politik adalah Negara, kekuasaaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan pembagian kekuasaan.
Pengambilan keputusan menyangkut seleksi antara beberapa alternative dan penyusutan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu, perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang menyangkut pengaturan dan pembagian sumber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan itu, perlu dimiliki kekuasaan dan kewenangan yang akan dipakai, baik untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin akan timbul dalam proses tersebut.

B.      DEFENISI BUDAYA POLITIK
Setiap bangsa pasti memiliki suatu budaya politik. Secara terninologis Budaya politik adalah suatu nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat, namun setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya. Sedangkan menurut para ahli, yaitu :

a.      Almond and Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya serta sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Lebih kepada mengidentifikasikan diri dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan.

b.      Alan R Ball , Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu politik.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa budaya politik adalah bagian dari ciri-ciri yang khas meliputi legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan, kegiatan partai politik, pelaku aparat negara serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.

Adapun komponen-komponen dalam budaya politik, menurut Almond dan verba, yaitu :
1.      Orientasi kognitif  : berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan gejala kewajibannya serta input dan output.
2.      Orientasi afektif : perasaan terhadap sistem politik pada aktor dan penampilnya.
3.      Orientasi evaluatif : keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.
Selain itu, terdapat beberapa tipe budaya politik, yaitu :
1.      Militan : perbedaan dijadikan usaha jahat dan menentang bukan mencari alternatif. Bila terjadi krisis yang dicari adalah kambing hitam, bukan peraturan yang salah dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
2.      Toleransi : berpusat pada pemikiran masalah atau ide yang harus dinilai, membuka pintu kerjasama, sikap netral dan kritis terhadap ide orang tapi bukan curiga. Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond  mengklasifikasikan budaya politik.

C.         BENTUK-BENTUK BUDAYA POLITIK

Secara umum budaya politik terbagi atas tiga :
1.   Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)
2.   Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
3.   Budaya politik partisipatif (aktif)
BUDAYA POLITIK PAROKIAL
Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.

Ciri-ciri :
  • Apatis
  • Pengetahuan politik rendah
  • Tidak peduli dan menarik diri terhadap kehidupan politik
  • Anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luas
  • Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan kekuasaan dalam masyarakatnya rendah
  • Warga negara tidak terlalu berharap dalam sistem politik
  • Tidak ada peranan politik yang bersifat khusus
  • Lingkupnya sempit dan kecil
  • Masyarakatnya sederhana dan tradisional
Contoh budaya politik parokial yakni masyarakat pada suku-suku pedalaman yang mana mereka belum mengenal betul siapa pemimpin negara mereka dan tidak ikut serta sama sekali dalam pemilu
BUDAYA POLITIK SUBJEK / KAULA
Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan.

Ciri-ciri :
  • Memiliki pengetahuan dalam bidang politik yang cukup
  • Partisipasi politik minim
  • Kesadaran berpolitik rendah
  • Kehidupan ekonomi warga negara sudah baik
  • Tingkat pendidikan relatif maju
  • Masyarakat menyadari otoritas pemerintah sepenuhnya
  • Warga negara cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah
  • Warga negara menganggap dirinya kurang dapat mempengaruhi sistem politik
  • Masyarakat secara pasif patuh pada pejabat, pemerintah, dan undang-undang
Contoh Budaya Politik Subjek/Kaula yakni masyarakat jawa (keraton) di jogja. Dimana rakyat sudah ada pemahaman & kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dalam politik, namun mereka tidak berdaya dan tidak kritis (hanya mengikuti perintah, tidak memberikan aspirasi)
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung

Ciri-ciri :
  • Pengetahuan tentang politik tinggi
  • Kesadaran berpolitik tinggi
  • Kontrol politik aktif
  • Warga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan politik
  • Warga mampu menilai terhadap masalah atau isu politik
  • Warga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintah
  • Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan kewajiban, dan tanggung jawabnya
  • Warga mampu dan berani memberikan masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap pemerintah
  • Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa perasaan tertekan
Contoh budaya politik parokial yakni keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan politik seperti pemilu, demonstrasi, dan lain-lain
BUDAYA POLITIK INDONESIA
    Budaya politik di Indonesia merupakan perwujudan nilai nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan kegiatan polituk kenegaraan. 
    Setelah era reformasi memang orang menyebut Indonesia telah menggunakan budaya Politik partisipan karena telah bebasnya Demokrasi, partisipatifnya masyarakat dan tidak tunduk akan keputusan atau kinerja pemerintah baru aetika . perlu diketahui ketika era orde baru Demokrasi dikekang. Segala bentuk media dikontrol/diawasi oleh pemerintah lewat Departemen Penerangan supaya tidak mempublikasikan kebobrokan pemerintah.
    Budaya politik Indonesia selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Tetapi berubahnya itu hanya terjadi pada daerah perkotaan dan pedesaan yang telah maju tetapi pada daerah-daerah terpencil itu tidak terjadi perubahan karena kurangnya pendidikan dan informasi 
    Budaya Politik Indonesia saat ini adalah Campuran dari Parokial, Kaula, dan Partisipan , dari segi budaya Politik Partisipan , Semua ciri- cirinya telah terjadi di Indonesia dan ciri-ciri budaya politik Parokial juga ada yang memenuhi yaitu  seperti berlangsungnya pada masyarakat tradisional dan pada budaya politik kaula ada yang memenuhi seperti warga menyadari sepenuhnya otoritas pemerintah.


















BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya politik sangat penting bagi masyarakat karea budaya politik merupakan system nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik. Praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam pelaksanaannya bisa terjadi secara langsungatau tidak langsung dengan praktik- praktik politik. Jika secara tidak langsung hanya sekedar mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa-peristiwa litik yag terjadi. Dan jika secara langsung berarti orang tersebut terlibat langsung dalam peristiwa politik tertentu.

B.      SARAN
Dalam berpolitik sebaikya dilakukan menurut kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang sesuai agar tercipta integrasi nasional. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya.















DAFTAR PUSTAKA