BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini,mungkin kita
menduga udara yang akhir-akhir ini di bumi semakin hari semakin panas kita
rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak menentu membuat kehidupan di
muka bumi ini terancam. Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta
pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab semakin panasnya
suhu bumi, karena tidak seimbangnya kadar karbon dioksida di udara dengan
polusi yang ditimbulkan oleh msin-mesin industri, asap kendaraan bermotor, dan
lain-lain. Hal tersebut bukanlah suatu masalah yang mesti kita risaukan. Mana
mungkin tindakan dari satu atau dua orang makhluk hidup bisa mengganggu kondisi
planet bumi yang maha besar ini. Mungkin itu semua yang ada dipikiran kita.
Sejak revolusi industri tahun 1750,
industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa terus meningkat. Ini menyebabkan
kadar gas yang berbahaya semakin tajam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat orang lupa akan kelestarian lingkungannya, namun seiring dengan itu
usaha-usaha perbaikan lingkungan pun juga gencar dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari efek rumah kaca?
2. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca?
4. Apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?
5. Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi
efek rumah kaca?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek merupakan
suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah melakukan
suatu hal.Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca.
Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi
gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke
angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat
dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap
di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di pertanian,
ruangan kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan/menstabilkan
suhu dalam rumah kaca.
Rumah kaca
dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar yang
dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali ke
atmosfer bumi.
Sartain menyatakan
yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau life processes.
Istilah Efek
Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah
iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca.
Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan
dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang
panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di
dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya.
Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah
gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Efek rumah kaca
dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia.Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak
tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh
berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan
bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023%
dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.Malam hari permukaan bumi
memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain
seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi
inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan
oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi
panas pantulan dari bumi.
Dalam skala
yang lebih kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar
matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan
permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap
kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara
di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green
house effect”. Sedangkan gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca
disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
1. Gas
rumah kaca
Gas-gas rumah kaca (Green House Gases)
adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti
atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun
menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.
Gas-gas yang dimaksud antara lain
adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida (N2O),
Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6).
Sumber gas-gas rumah kaca tersebut
dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas manusia. Gas rumah
kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang
dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan
bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses
industri dan konsumen). dan kebakaran hutan, industri peternakan, pembangkit
listrik, dan transportasi merupakan penyumbang terbesar emisi karbon,yang
menyebabkan pemanasan global.
Menurut Forest Destruction, Climate
Change and Palm Oil Expansion in Indonesia 2008, Indonesia menduduki urutan
ketiga dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca dunia, setelah Cina dan
Amerika Serikat Penyebabnya diperkirakan hilangnya 2 juta hektare lahan hutan
di Indonesia setiap tahun, baik karena kebakaran maupun penebangan liar,
khususnya hutan di lahan gambut di Kalimantan.
Aktivitas penebangan dan kebakaran
hutan di Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 2 miliar ton karbon dioksida
(CO2) ke udara. Nilai ini setara dengan 8 % emisi global yang berasal dari
bahan bakar fosil. Dan sekitar 90 persen emisi CO2 dari hutan gambut di Asia
Tenggara disumbangkan oleh Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup
menyatakan, sepanjang 2003-2008, total sumber emisi karbon dioksida di
Indonesia setara dengan 638,975 gigaton.
Selubung gas rumah kaca tepatnya
terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas permukaan bumi.
2. Pemanasan
global
Pemanasan global adalah terjadinya
kecenderungan meningkatnya suhu udara dipermukaan bumi dan lapisan atmosphere
bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek rumah kaca (green house
effect).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada
dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata suhu udara antara
0.3-0.6oC.
Bila emisi gas-gas rumah kaca terus
meningkat dengan laju peningkatan seperti sekarang maka diperkirakan pada tahun
2030 rata-rata kenaikan suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan
menyebabkan perubahan iklim global.
3. Hubungan
Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Secara umum iklim sebagai hasil
interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti suhu, kelembaban,
angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Untuk
mengetahui kondisi iklim suatu tempat, menurut ukuran internasional diperlukan
nilai rata-rata parameternya selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat
dari pemerataan energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran atau
revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi
bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima
berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah. Daerah yang
berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan, merupakan
daerah tropis yang konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi matahari
yang diterima setiap tahunnya (MenLH, 2003).
Ketika suhu di bumi semakin panas,
sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena
komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu
naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global.
Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh
pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
4. Konsentrasi
gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim
· Adanya
gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi.
· Konsentrasi
gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan. pemanasan
global dan perubahan iklim
5. Dampak
peningkatan konsentrasi gas rumah kaca :
· Peningkatan
radiasi gelombang panjang.
· Mempengaruhi
variasi dan kecenderungan suhu udara.
· Mempengaruhi
variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan: banjir,
kekeringan.
B. Siklus Efek Rumah Kaca
Proses
terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari.
Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke
angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan
gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan.
Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di
atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi
inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi
inframerah ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya
sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa
permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan
semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir,
mesosfir dan termosfer. Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang
terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak
sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek
(sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang
lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam
troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga
hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan
radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam
lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima
bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan
kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang
dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap
air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3).
Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh
karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik.
Dalam bahasa yang sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca
adalah demikian: panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian
panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa
melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan
diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut
kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer. Sehingga
suhu bumi menjadi lebih panas.
C. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan
atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang
diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca
perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.Selain
gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida ,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
D. Akibat Dari Efek Rumah Kaca Terhadap
Lingkungan
Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar.
Menurut
perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi
1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun
2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin
banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca
Banyak hal
mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan
pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan elektronik
saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga
mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang
servis AC. Carpooling atau berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah,
tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga menghemat energi.
Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan
yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau
polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik
itu hanya menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau tas kanvas.
Selain itu, hal
yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif dalam
pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk
dilakukan. Untuk kita yang dirumah kita bisa melakukan :
Ø Matikan
semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby
menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus
berkontribusi pada pemanasan global.
Ø Pilihlah
perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
Ø Saat
matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian
kering secara alami.
Ø Matikan
keran saat sedang menggosok gigi.
Ø Gunakan
air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
Ø Segera
perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air
bersih hingga 13 liter air per hari.
Ø Jika
mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang
paling boros air.
Ø Gunakan
kembali amplop bekas.
Ø Jangan
gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau,
garpu dan cangkir plastik.
Ø Gunakan
baterai isi ulang.
Ø Pilih
kalkulator bertena
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü Efek
rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Sehingga mempengaruhi iklim secara
global.
ü .
Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap
berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
ü Efek
rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang menyebabkan kerugian
pada manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. Saran
ü Penggunaan
emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar sebaiknya lebih
diefisienkan.
ü Mengganti
bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.
ü Penghijauan
kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbon dioksida.
ü Penganekaragaman
bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata surya.
ü Bagi
negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan pemeliharaan kendaraan
emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain melaksanakan program Langit
Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah di ambang batas,
terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurduc0/s1600-h/efek-rumah-kaca.jpg
http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/
http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r
http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar