BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perang Dingin adalah
sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi
antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet
(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan
keduanya terjadi di berbagai bidang yaitu: koalisi militer; ideologi,
psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi;
pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan
bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, walaupun yang akhirnya
tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada
tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk
menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
Setelah AS dan Uni
Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi pada perang dunia II,
kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk
membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di
antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS
membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah
aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur
Tengah, dan Asia Tenggara.
B. Rumusan
Masalah
Adapun permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah
yang melatarbelakangi terjadinya perang dingin?
2. Bagaimana
proses berlangsungnya perang dingin?
3. Apakah
dampak dari perang dingin bagi dunia dan Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang Perang Dingin
Setelah Perang Dunia II
berakhir, muncul beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi kehidupan
bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa itu antara lain yaitu: Pertama,
Amerika Serikat muncul sebagai salah satu negara pemenang perang di pihak
Sekutu. Peran Amerika Serikat sangat besar membantu negara-negara Eropa Barat
untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya setelah Perang Dunia II. Kedua, Uni
Soviet juga muncul sebagai negara besar pemenang perang dan berperan membangun
perekonomian negara-negara Eropa Timur. Ketiga, munculnya negara-negara yang
baru merdeka setelah Perang Dunia II di wilayah Eropa.
Perang Dunia II yang
berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu tidak terlepas dari peran Uni
Soviet, Uni Soviet membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman. Sambil
membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman, Uni Soviet mempergunakan kesempatan
itu untuk meluaskan pengaruhnya, dengan cara mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan
di berbagai negara Eropa Timur seperti di Bulgaria, Albania, Hongaria,
Polandia, Rumania, dan Cekoslowakia, sehingga negara-negara tersebut masuk
kedalam pengaruh pemerintahan komunis Uni Soviet. Uni Soviet mengalami
penguatan otoritas yang cukup berarti setelah Perang Dunia II. Kerjasama
diplomatik dengan 52 negara terbentuk pada saat itu. Uni Soviet pun turut serta
dalam Konferensi Paris tahun 1946, untuk membahas nasib negara-negara bekas
sekutu Jerman seperti Italia, Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan Finlandia.
Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga memprakarsai berdirinya PBB pada tahun
1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya.
Namun kemesraan
hubungan negara-negara yang tergabung dalam koalisi anti-Fasisme itu tidak
bertahan lamam dan semulus yang diharapkan. Pada tahun 1946, Stalin yang
mengusung ide “Komunisme Internasional” (Komintern) menuduh Inggris dan Amerika
Serikat melancarkan kebijakan-kebijakan internasional yang agresif. Tuduhan ini
dijawab oleh Perdana Menteri Inggris dengan menentang kekuatan yang disebutnya
“Komunis Timur”, yang akhirnya membelah sistem perpolitikan internasional
menjadi dua, yaitu demokratis-kapitalis dan komunis.
B. Penyebabkan
Utama Perang Dingin
1. Perbedaan
Paham
Amerika Serikat dan Uni
Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/ ideologi yang berbeda
Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni Soviet
berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan
dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat
lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara
yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.
2. Keinginan
untuk Berkuasa.
AS dan US mempunyai
keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. AS
sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang
berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur
hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan
pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin
merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuat
ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan
senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara
tersebut.
3. Berdirinya
Pakta Pertahanan.
Guna mengatasi berbagai
perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara
Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan
nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan
Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni
Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa
yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria,
Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta
tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan
kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika
dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni
Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi
melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu
ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan senjata di antara kedua
belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin
yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.
C. Berlangsungnya
Perang Dingin
1. Periode
1945-1969
Berakhirnya Perang
Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat dan Uni
Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua
negara tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi
liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam
waktu singkat memang pernah terjadi persahabatan diantara keduanya, namun
kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua karakter pada periode ini,
Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan pesimisme.
Kedua, Amerika Serikat
dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat kuat dan memiliki
kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata atom. Sehingga
dalam periode ini muncul hal-hal sebagai berikut:
a. Doktrin
Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang berbicara
tentang “tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat
Soviet untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti negara
bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha memperkuat dan
mempertahankan tanah air. Tidak lama setelah munculnya tulisan George F Kennan,
diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet, yang memaparkan tentang kefanatikan Uni
Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan apa yang kemudian disebut
Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi pembendungan politik luar
negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni Soviet. AS juga
merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori
domino, jika satu negara jatuh maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga
lainnya.
b. Lingkungan
Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya memelihara
”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program global
negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para
pemimpin AS menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia.
Begitu pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni
Soviet menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia.
2. Periode
1969-1979
Hubungan Amerika Serikat-Uni
Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya Richard Nixon sebagai
Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger, Richard
Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak
disangka, ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama
terhadap AS. Pendekatan ini lazim disebut détente (peredaan ketegangan).
Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, détente merupakan upaya
menciptakan ”kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah
lingkungan dimana kompetitor dapat menghambat perbedaan diantara mereka dan
akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”.
Sebagai langkah lebih
lanjut, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev
menandatangani Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I
berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan senjata-senjata nuklir
strategis/Defensive Antiballistic Missile System. SALT I juga berisi
kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang dimiliki oleh kedua belah
pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk memiliki misil maksimal 1600
misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.
3. Periode
1979-1985
Setelah 10 tahun
dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani détente.
Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya
mengundang pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi
semena-mena ini mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter
menyatakan, agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan
tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. Lalu akhirnya
muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk
menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih
jabatan presiden, ia juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung
pemberontakan anti-komunis di Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para
pemberontak ini bahkan diberi istilah halus ”pejuang kemerdekaan” (freedom
fighters).
Bahkan AS juga
berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman serangan pertama. Tapi
walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan Uni
Soviet, ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms
Limitation Treaty II) pada pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan
Brezhnev setuju untuk membatasi kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal
2400 unit, dan maksimal 1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry
Vehicle (MIRV) . Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis pada
tahun 1982 yang berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang
berdaya jarak menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian
pembatasan dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data pada tahun
1983 ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup besar dibandingkan
dengan Amerika Serikat.
4. Periode
1985-1991
Pada Maret 1985,
Gorbachev mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan secara besar-besaran mulai
tampak pada masa ini. Sejak berkuasa, Gorbachev berupaya:
a. Memperbaiki
kehidupan perekonomian negaranya yang jauh dibawah standar kehidupan
negara-negara maju.
b. Menyadari
bahwa kehidupan yang buruk berpengaruh besar terhadap kehidupan
militernya dan dapat memperlemah kedudukannya dalam percaturan politik
internasional.
c. Gorbachev
tidak ingin menjungkirkan sosialisme, tetapi berupaya memperkuat sendi
sosialisme melalui Glasnot dan Perestroika.
d. Uni
Soviet harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme.
e. Setiap
orang harus menyumbangkan pikirannya menurut kemampuannya dan ia akan menerima
dari negara setara dengan apa yang dibutuhkannya.
f. Hubungan
dengan dunia luar sangat diperlukan untuk mencapai tingkat kemajuan dan
kesejahteraan rakyat.
g. Tahun
1987 mengumandangkan politik demokrasi, pembaruan, dan keterbukaan yang dikenal
dengan Politik Glasnot dan Perestroika.
D. Dampak
Perang Dingin
1. Dampak
Perang Dingin Bagi Dunia
a. Dampak
positif
1) Bidang
Ekonomi
Dalam bidang ekonomi
ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia.
Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya
negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia
banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal
mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah.
Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
2) Bidang
Militer
Karena adanya rasa iri
di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara mulai
meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan
negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang
pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan
negaranya masing-masing.
3) Bidang
Sosial Budaya.
Menyebarnya isu-isu HAM
mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang
tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu
sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan
tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.
4) Luar
angkasa
Perang dingin ini juga
membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki.
Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk
tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling
berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik
dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki. Karena untuk
meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk
meluncurkan roket ke luar angkasa.
5) Teknologi
Pada masa perang dingin
sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang
lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi
kemajuan iptek di negara mereka. Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu
yang mempelajari dampak sains pada masyarakat.
Di negara-negara maju,
teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala
kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi,
militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali
sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi
barang dengan skala yang besar.
b. Dampak
Negatif
Perang Dingin ini juga
membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat
mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia
kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman
Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Dampak negatif di
tiap bidang :
1) Bidang
Militer
Dengan adanya senjata
nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia
mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang
sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat
beredar kabar bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan
diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal
diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO.
Ini adalah suatu
organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa
apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap
NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali
rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
2) Bidang
Politik
Dampak dalam bidang
politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas
antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini
memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan
Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena
adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut
jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timur.
2. Dampak
Perang Dingin bagi Indonesia
Sistem politik-ekonomi
Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama.
Sementara pada masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme. Pada masa
akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.
E. Berakhirnya
Perang Dingin
Perang dingin akhirnya
berakhir, karena:
1. Sampai
1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet
mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya
agar negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.
2. Tahun
1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil
benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan
ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang
Dingin.
3. Muncul
krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Berakhirnya perang
dingin memberi dampak luas bagi perubahan dunia, yaitu antara lain:
1. Terjadinya
perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri kekuasaan
komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.
2. Muncul
perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan
secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat dengan:
a. Kebangkitan
Jepang. Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan
sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun
kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu
memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang
mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika
Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia
Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah
Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber
investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang.
b. Berdirinya
Group of Seven,(Perancis, Jerman Barat, Jepang, Inggris, Amerika Serikat,Kanada
dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia).
Berdirinya European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara
Eropa Barat).
c. Berdirinya
Gerakan Nonblok.
d. Berdirinya
ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara
anggota).
e. Berdirinya
APEC, dan
f. Berdirinya
OKI.
3. Muncul
ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih
berganti.
4. Terbentuklah
tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perang dingin merupakan
perang ideologi (tanpa senjata) yang terjadi antara Amerika Serikat (blok
barat) dengan Uni Soviet (blok timur) sebagai akibat dari berakhirnya perang
dunia II. Pertikaian maupun persaingan terjadi dalam berbagai bidang.
Faktor utama yang
menyebabkan perang dingin antara lain; adanya perbedaan paham/ideologi antara
Amerika Serikat (Liberal-kapitalis) dan Uni Soviet (Komunis), adanya keinginan
untuk berkuasa, serta berdirinya pakta pertahanan yang mengakibatkan timbulnya
rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik
blok barat maupun blok timur.
Perang dingin
berlangsung selama kurang lebih selama 46 tahun yaitu dari tahun 1945-1991.
Selama kurun waktu tersebut Amerika Serikat maupun Uni Soviet berlomba-lomba
menyebarkan pengaruh/ ideologi yang mereka anut ke berbagai negara baik di
Eropa maupun Asia. Dalam pelaksanaan perang Amerika Serikat maupun Uni Soviet
selalu berada di belakang negara-negara yang bertikai.
Berakhirnya perang
dingin membawa dampak yang luas bagi dunia, diantaranya: muncul perubahan
politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan secara
menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), dll.
B. Saran
Sebagai siswa, kita
wajib mengetahui serta memahami permasalahan yang sebenarnya yang terjadi pada
perang dingin, bagaimana jalannya perang dingin serta dampak yang timbul akibat
perang dingin baik bagi dunia secara universal maupun bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adisusilo,
taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Ar- ruzz media.
2. http://ben-ni.blogspot.com/2008/11/dampak-perang-dingin.html.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin.
4. http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/perang-dingin/
5. Setya,
W. 2008. Perang Dingin. Semarang: PT Begawan ilmu.
Bagian I Pendahuluan, Tujuan nya Apa Ya ?
BalasHapussangat membantu sekali
BalasHapus